Kehidupan ku

Thursday, December 23, 2010

Dalam Sebuah Loceng...


DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PEMURAH LAGI MAHA MENGASIHANI





Di sebuah desa ada seorang ibu yang sudah tua hidup berdua dengan satu-satunya anaknya. Suaminya sudah lama meninggal karena sakit.


Sang ibu seringkali merasa sedih memikirkan anaknya itu. Anaknya mempunyai tabiat yang sangat buruk yaitu suka mencuri, berjudi, mengadu ayam, dan banyal lagi yang membuat ibu sering menangis meratapi nasibnya yang malang. Namun begitu , ibu tua itu selalu berdoa agar anaknya dapat sadar dan bertobat atas perbuatannya.


Suatu hari si anak kembali mencuri di sebuah rumah penduduk desa. Namun malang nasib anak itu, dia tertangkap oleh penduduk , lalu ia dibawa kehadapan pengadilan kerajaan untuk diadili sesuai dengan kebiasaan kerajaan.



Setelah ditimbang berdasarkan sudah seringnya ia mencuri, maka tanpa ampun lagi si anak laki tersebut dijatuhi hukuman pancung. Pengumuman hukuman tersebut disebarkan keseluruh desa. Hukuman pancung akan dilaksanakan esok harinya di depan rakyat desa dan kerajaan tepat pada saat lonceng kerajaan berdentang menandakan pukul enam pagi.


Berita hukuman itu akhirnya sampai ke telinga ibunya. Ia menangis meratapi anak yang sangat dicintainya, sambil berdoa kepada Allah SWT. Dengan tertatih-tatih si ibu tersebut mendatangi Raja dan memohon agar anaknya dibebaskan, tapi keputusan sudah bulat, si anak tetap harus menjalani hukuman. Dengan hati hancur si ibu kembali ke rumah.


 suatu saat kau pasti bergelar ibu...


Keesokan harinya, di tempat yang sudah ditentukan, rakyat berbondong-bondong untuk menyaksikan hukuman pancung tersebut. Sang algojo sudah siap dengan pancungnya, dan si anak tadi sudah pasrah menantikan saat ajal menjemputnya. Terbayang di mata si anak wajah ibunya yang sudah tua, tanpa terasa dia menangis menyesali perbuatannya.


Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba. Sampai pada waktu yang ditentukan, lonceng kerajaan belum juga berdentang. Suasana mulai berisik. Sudah lewat sepuluh menit dari waktunya. Akhirnya didatangilah petugas yang membunyikan lonceng di kerajaan. Penjaga yang membunyikan lonceng tersebut juga mengaku heran, karena sudah sedari tadi dia menarik lonceng, tapi suara dentangnya tidak terdengar.


Ketika mereka sedang terheran-heran, tiba-tiba dari tali yang dipegangnya untuk membunyikan
loceng mengalir darah, darah tersebut datangnya dari atas, berasal dari tempat dimana loceng diikat. Dengan jantung berdebar-debar seluruh rakyat menantikan saat beberapa orang naik ke atas menyelidiki sumber darah itu. 










Tahukah anda apa yang terjadi ? 


Ternyata di dalam loceng besar itu ditemui tubuh si IBU tua dengan KEPALA HANCUR berlumuran darah. Dia memeluk bandul di dalam loceng yang mengakibatkan loceng tidak berbunyi, sebagai gantinya kepalanya yang terhantuk ke dinding lonceng.


Seluruh orang yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan menitiskan air mata. Sementara si anak meraung-raung memeluk tubuh ibunya yang sudah diturunkan. Dia menyesali dirinya yang selalu menyusahkan ibunya. Ternyata malam sebelumnya, si ibu dengan susah payah memanjat ke atas dan mengikat dirinya di lonceng tersebut serta memeluk besi di dalam lonceng, untuk menghindari hukuman pancung anaknya. Sungguh cinta ibu kepada anaknya hingga akhir hayatnya.



menangislah...




~i love u mom~




“ Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah ibuku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil ”



SEKIAN

No comments:

Post a Comment